Ka’bah, yang terletak di Makkah, sering dikaitkan dengan Rasio Emas, sebuah konsep matematika yang memiliki nilai mendekati 1,618. Dalam QS. Ali Imran (3) ayat 96, yang terdiri dari 47 huruf mati, hubungan ini dapat diuraikan secara matematis. Jika jumlah seluruh huruf dalam ayat ini, yaitu 47, dibagi dengan angka Fibonacci 1,618, hasilnya adalah 29. Menariknya, angka 29 ini sama dengan jumlah huruf dari awal ayat hingga kata “Bakkah” (nama lain Makkah). Sisa huruf setelah kata “Bakkah” adalah 18, sehingga totalnya kembali menjadi 47.
Menggunakan formula Fibonacci, (a+b)/a = 1+(b/a), di mana a = 29 dan b = 18, kita peroleh (29+18)/29 = 1+(18/29), yang hasilnya 1,621 – sangat mendekati Rasio Emas.
Pendekatan lain adalah melalui koordinat geografis Ka’bah. Berdasarkan data Google Earth, Ka’bah berada pada 21°422’ LU. Dengan menghitung jarak dari Ka’bah ke Kutub Utara (68,578°) dan Kutub Selatan (111,422°), kita dapat menghitung rasio sebagai berikut:
(a+b)/a = 1+(b/a), di mana a = 111,422° dan b = 68,578°. Hasilnya adalah 1,6155 – kembali mendekati Rasio Emas. Rata-rata dari kedua pendekatan ini adalah (1,6155 + 1,621)/2 = 1,61825, yang semakin memperkuat hubungan Ka’bah dengan Rasio Emas.
Bagi yang mempelajari Rasio Emas, nilai 1,618 memang tidak harus dicapai secara mutlak, tetapi pendekatan mendekati angka tersebut sudah cukup untuk menunjukkan keselarasan. Deret Fibonacci seperti 2/1, 3/2, atau 5/3 juga termasuk dalam Rasio Emas, meski nilai pastinya belum mencapai 1,618.
Klaim bahwa Ka’bah memiliki hubungan dengan Rasio Emas diperkuat oleh fakta bahwa penghitungan dari berbagai sudut pandang menghasilkan angka yang mendekati 1,618. Firman Allah dalam QS. Ali Imran (3) ayat 96 menyatakan: “Sesungguhnya rumah (ibadah) pertama yang dibangun untuk manusia ialah (Baitullah) yang di Bakkah (Makkah), yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi seluruh alam.” Hal ini semakin mendukung keyakinan bahwa Ka’bah adalah pusat spiritual dan geometris yang dirancang dengan ketelitian ilahi.
Bagi yang percaya bahwa alam semesta diciptakan dengan rancangan khusus, Rasio Emas dan angka Fibonacci dapat menjadi bukti kebesaran Sang Pencipta. Seperti yang dikatakan Plato, “Angka, pada saatnya nanti, akan memandu kita menuju kebenaran.”
Sebagai tambahan, fenomena Ka’bah dapat dirasakan secara fisik. Misalnya, jika Anda membawa kompas ke area Ka’bah, jarum kompas tidak akan bergerak karena daya tarik magnetis yang seimbang. Ini mengingatkan kita untuk selalu bersiap menghadapi akhirat dengan meningkatkan amal dan ibadah. Selain itu, jika Anda memiliki keraguan, ungkapkan dalam hati di dekat Ka’bah, dan percayalah bahwa Allah SWT akan memberikan jawaban melalui kebesaran-Nya.